Sarah Situmorang
09-078
Santri Tarigan
10-012
Elienz Vidella 10-028
Rencana Simulasi Belajar (Vygotsky)
Alat dan
Bahan :
- Kertas HVS yang tdd beberapa
lembar dan dibuat berbentuk buku
- Alat tulis, berupa pensil, pulpen
berwarna, spidol
- Penggaris 60cm
- White Board
Cara
Permainan :
1. Setiap anak menentukan perannya
masing-masing, yaitu sebagai guru atau murid.
2. Peran guru diperankan oleh 2
anak dan sisanya berperan sebagai murid.
3. Menentukan apa yang menjadi
tugas pada masing-masing peran yang dipilih.
4. Mengatur tempat untuk bermain,
misalnya posisi tempat duduk, posisi white board.
5. Memulai permainan sesuai dengan
perannya masing-masing.
Tujuan
:
- Anak
mampu mengambil peran yang jelas dimana peran yang dipilih oleh anak
harus dapat diperagakan sesuai dengan tuntutan peran, misalnya sebagai murid,
ia harus mendengarkan arahan dan perintah dari guru.
Penerimaan terhadap perbedaan individu
dimana ada penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan
ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Memberi peluang
bagi anak dari berbagai latar belakang dan kondisi serta melalui struktur
penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama
lain. Pengembangan keterampilan sosial dimana mengajarkan kepada anak
keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial,
penting dimiliki oleh anak sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam
keterampilan sosial.
Pembahasan :
Vygotsky yakin bahwa anak akan jauh lebih berkembang jika
berinteraksi dengan orang lain, meskipun pada akhirnya anak-anak akan
mempelajari sendiri beberapa konsep melalui pengalaman sehari-hari. Tanpa
bantuan orang lain, anak-anak tidak akan pernah mengembangkan pemikiran
operasional formal.
Pada
satu sisi, Piaget menjelaskan proses perkembangan kognitif sejalan dengan
kemajuan anak-anak, dan dia menggambarkan bahwa anak-anak mampu melakukan
sesuatu sendiri. Pada sisi lain, Vygotsky mencari pengertian bagaimana anak-anak berkembang dengan melalui
proses belajar, dimana fungsi-fungsi kognitif belum matang, namun masih dalam proses pematangan.
Vygotsky
membedakan antara Actual Development dan Potensial Development
pada anak. Actual Development ditentukan apakah seorang anak dapat
melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa atau guru.Sedangkan Potensial
Development membedakan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu,
memecahkan masalah di bawah petunjuk orang dewasa atau kerjasama dengan teman
sebaya.
Menurut
Vygotsky, Zona Perkembangan Proksimal merupakan celah antara Actual
Development dan Potensial Development, dimana antara apakah seorang
anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan apakah seorang anak
dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang dewasa atau kerjasama dengan teman
sebaya. Inti
dari ZPD adalah menitikberatkan ZPD pada interaksi sosial yang akan dapat memudahkan perkembangan
anak. Permainan imajiner adalah sumber utama dari perkembangan aktivitas
simbolik. Anak memberi makna baru pada mainan dan objek lain dan memandang
dirinya sendiri mengambil peran baru yang beragam, dimana anak harus: (a)
mengambil peran yang jelas, dan (b) mengubah property benda dengan cara yang
jelas. Seperti pada permainan peran diatas, anak yang berperan sebagai guru
akan menggunakan spidol dan menuliskan sesuatu di white board kemudian
berbicara seolah-olah ia seorang guru yang sedang mengajar didepan kelas.
Proses akuisisi internal atas peran lambing atau symbol tidak terjadi secara
otomatis. Sebaliknya, transisi dari bidang social eksternal ke bidang
psikologis internal merupakan transisi dimana anak mulai melakukan bentuk
perilaku yang sama yang oleh orang lain sebelumnya telah dilakukan. Dengan kata
lain jalur dasar dalam penguasaan individu atas perilakunya adalah imitasi atau
peniruan. Namun, ini bukan mekanika transfer sederhana dari satu orang ke orang
lain. Sebaliknya, imitasi membutuhkan “pemahaman tertentu atas signifikansi
dari tindakan orang lain”. Misalnya, jika individu tidak tahu apa pun mengenai
belajar mengajar disekolah, ia tidak dapat berperan sebagai murid meski
temannya sedang berperan sebagai guru yang sedang mengajar muridnya.