Anggota :
- Kartika Sari Anggaraini (08-029)
- Lia Hairani (10-001)
- Santri Permana (10-012)
- Liliana Sari (10-029)
- Anisah Gayatri (10-072)
- Indah Kartika Dewi S (10-108)
I.
Latar
Belakang
Saat
ini, kemampuan mengajar dibutuhkan tak hanya oleh seorang guru. Setiap individu
(khusunya mahasiswa) seharusnya memiliki kemampuan tersebut. Karena kemampuan
mengajar itu telah mencakup kemampuan komunikasi dengan orang lain, kemampuan
pengetahuan, dan kemampuan lainnya.
Mengajar tidak harus ada di dalam situasi formal, namun dapat
berupa kegiatan informal. Misalnya ketika sekelompok mahasiswa berdiskusi
mengenai sebuah pelajaran, bukankah harus ada salah satu yang bertindak sebagai
guru? Namun mungkin saja peran sebagai guru itu bergantian antara satu orang
dengan orang lain, bergantung pada siapa yang menjelaskan mengenai materi
tersebut.
Metode mengajar dan cara belajar pada orang dewasa tidak akan
sama dengan mengajar dan cara belajar anak-anak. Oleh karena itu, tak heran
jika seni mengajar untuk orang dewasa (andragogi) dan seni mengajar pada
anak-anak (paedagogi) dipisahkan. Malcolm Knowles (1970) mengenalkan istilah
andragogi yang bermakna seni dan ilmu untuk membantu orang dewasa belajar.
Sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Paedagogi yang kami
ambil, maka kami melakukan Micro-Teaching ke TK Kartika 1-23. Micro-Teaching
ini dilakukan agar kami dapat melatih kemampuan mengajar, terutama pada
anak-anak. Kami memilih TK Kartika 1-23 karena beberapa anggota kelompok kami
pernah melakukan pengamatan ke TK itu sebelumnya. Sehingga kami sudah cukup
mengenal bagaimana karakter anak-anak di TK tersebut.
II.
Landasan
Teori
Berdasarkan dari hasil diskusi
kelompok kami mengenai perencanaan micro teaching tersebut, hal ini dapat
dikaitkan dengan teori yang telah dibahas diantaranya seni mengajar, pedagogi praktis,paradigma belajar dan pedagogi modern.
Dimana dalam pedagogi praktis, anak
tidak hanya berfokus pada kurikulum pembelajaran tapi anak tersebut juga bisa menikmati proses pembelajaran. Di samping itu
kami juga tetap memiliki standar kompetensi untuk anak tersebut, misalnya anak
diharapkan mampu untuk menyanyikan lagu daerah dan mewarnai dengan baik.
Setiap strategi guru didasari pada paradigma belajar yang berbeda mengenai cara siswa belajar. Hal yang penting
dipahami saat ini , bahwa strategi tumbuh
dari paradigma yang berbeda. Ada 5 metode/strategi mengajar yang dapat
digunakan guru, namun kami hanya menggunakan 3 strategi yaitu sebagai berikut:
1. Pelatihan
dan pelatihan lanjut, yaitu mengembangkan keterampilan dasar dan lanjutan
dengan tujuan jelas, melaksanakan pembelajaran dengan langkah-langkah tertentu,
dan memperkuat setiap kemajuan. Dalam kegiatan micro teaching, kami sudah
membuat langkah-langkah dalam mengajar yang dijelaskan dibawah.
2. Ceramah
dan menjelaskan, yaitu menyajikan informasi dengan cara yang dapat
dipahami, mudah diproses, dan
diingat. Dalam kegiatan ini kami sudah merancang cara mengkomunikasikan
materi yang ingin disampaikan melalui metode ceramah.
3. Kelompok
dan tim, yaitu berbagi informasi, bekerja sama secara kooperatif pada
pembelajaran proyek, serta mengeksplorasi sikap, pendapat, dan keyakinan
melalui proses kelompok. Agar mempermudah penyampaian informasi kami
membentuk anak dalam kelompok kecil .
Dalam micro teaching ini juga dapat
dikaitkan dengan teori mengenai Pedagogi
modern, dimana Pedagogi modern/
efektif menggabungkan alternative strategi pembelajaran yang mendukung
keterlibatan intelektual, memiliki keterhubungan dengan dunia yang lebih luas,
lingkungan kelas yang kondusif, dan pengakuan atas perbedaan penerapan pada
semua pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana cara mengajar yang
bervariasi, dan didukung dengan kondisi
kelas yang kondusif.
Seni
mengajar juga sangat diperlukan dalam melakukan
microteaching ini, apalagi subjeknya adalah anak TK, mereka yang hanya masih
dapat berfikir secara konkrit membuat kami harus mempunyai seni mengajar agar
menjadikan kelas tidak pasif dan pentransformasian ilmu dapat berjalan dengan baik.
III.
Perencanaan
Perencanaan yang kami design
sebelum melakukan microteaching tersebut adalah :
1.
Lokasi
TK kartika 1-23 kapten muslim
2.
Waktu
Kamis , 19 April 2012 pukul 08:00-09:30
3.
Rencana
Kegiatan
·
07:30 Datang ke Lokasi
·
07:30-08:00 Perkenalan
·
08:00- 08:10 mengajar Warna
·
08:10-08:20 Mengajar Bentuk
·
08:20-09:00 mengajar mewarnai
·
09:00-09:25 Pemberian Games + Reward
& Penutup
4.
Perlengkapan
1. Kamera
2. Alat
tulis
3. Fotocopy
Gambar 24 lembar
4. Print
bentuk dan warna
5.
Perincian
Biaya
1. Choki
choki 2 Kotak @Rp.13.000,- = Rp.26.000,-
2. Chocolatos
2 Kotak @Rp.11.000,- = Rp.22.000,-
3. Pita
+ kertas kado = Rp.3000,-
4. Nasi
bungkus 5 @Rp.10.000,- = Rp.50.000,-
5. Fotocopy
gambar = Rp.3000,-
Total = Rp.104.000,-
IV.
Pelaksanaan
dan Dokumentasi
A.
Pelaksanaan
Setelah microteaching terealisasi kami dapat membuat
rangkuman pelaksanaan kami,yaitu sebagai berikut :
Lokasi
TK kartika 1-23 kapten muslim
Helvetia Medan
Waktu
Jumat , 19 April 2012 pukul 08:00-09:30
Kegiatan
·
08.00 Datang
ke lokasi
·
08:30-08:15 perkenalan
·
08:15- 08:25 mengajar bentuk
·
08:25-08:35 mengajar warna
·
08:35-09:10 Mengajar mewarnai
·
09:10-09:30 Games + Pemberian Reward & Penutup
Perlengkapan
·
Kamera
·
Alat tulis
·
Fotocopy Gambar 44 lembar
·
Kertas Origami
·
Print Bentuk
Perincian
Biaya
1. Choki
choki 2 Kotak @Rp.13.000,- = Rp.26.000,-
2. Chocolatos
2 Kotak @Rp.11.000,- = Rp.22.000,-
3. Chocolatos
20 bungkus @Rp.500,- = Rp.10.000,-
4. Pita
+ kertas kado = Rp.3000,-
5. Nasi
bungkus 5 @Rp.10.000,- = Rp.50.000,-
6. Fotocopy
gambar = Rp.6000,-
Total
= 117.000
B.
Dokumentasi
Catt : Aksi mewarnai anak TK
Catt : kumpul-kumpul dilapangan sambil Tanya jawab.
catt: Tanya Jawab
catt: Pemenang Lomba Mewarnai
Catt : Seluruh siswa TK Kartika1-23
V.
Testimoni dari Anggota Kelompok :
Kartika Sari
Anggaraini 08-029
Menurut
saya kegiatan micro teaching yg kami lakukan sangat menyenangkan, walaupun agak
sulit mengatur anak-anak TK, tetapi kelucuan" yang mereka lakukan membuat
rasa lelah kami hilang seketika. Anak-anak sangat aktif dan bersemangat dalam
proses micro teaching yang kami lakukan, ketika kami bertanya, hampir smua anak
mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan kami. Ketika menjawab pertanyaan
pun mereka menjawabnya dengan penuh semangat dengan suara yang kencang.
Kegiatan kami jg didukung oleh para guru, sehingga cukup membantu kami yang sedikit kewalahan dalam menghadapi anak-anak tersebut.
Kegiatan kami jg didukung oleh para guru, sehingga cukup membantu kami yang sedikit kewalahan dalam menghadapi anak-anak tersebut.
Lia Hairani 10-001
Gak
nyangka bisa dapat kesempatan mengajar didalam ruangan TK bersama mereka,
awalnya memang gugup,namun setelah waktu berjalan akhirnya bisa beradaptasi
dengan suasana kelas. Yang paling berkesan saat mereka perkelempok sedang
mewarnai gambar yang kami berikan, saya mendampingi 4 orang anak yaitu Thora,
Albhar, Daud dan Rayhan. Nah.. Rahyan ini termasuk anak yang pintar ngomong
banget sampai-sampai dia ingin mengenalkan saya pada abangnya..hehehe…
Pokoknya
pengalaman mengajar yang sangat membuat saya termotivasi untuk mewujudkan
cita-cita saya…^^
Santri
Permana 10-012
Pertama
datang ke TK Kartika 1-23, saya langsung ngerasa deg-degan karena berhadapan
dengan anak-anak TK yang menurut saya lumayan sulit untuk diatur. Tetapi begitu
berhadapan langsung dengan mereka ternyata asyik juga lo. Mereka mudah diajak
untuk belajar bersama sehingga rasa deg-degan yang ada tadi pun jadi hilang.
Apa lagi saat mendampingi mereka, mereka sangat mudah untuk diajak untuk
berdiskusi. Pokoknya saya sangat senang bisa bertemu dengan mereka. Ini
merupakan salah satu pengalaman saya yang menyenangkan.
Liliana
Sari 10-029
“Saya
merasa bahwa Micro-Teaching ini menjadi pengalaman berharga. Saat melakukan
tugas Pendidikan Anak Pra Sekolah (PAPS), saya sempat diminta untuk mengajar di
PAUD yang saya datangi. Namun karena kesibukan, tawaran itu tidak bisa saya
terima. Berkat mata kuliah Paedagogi, saya mendapat kesempatan untuk mengajar
(meskipun bukan di PAUD tersebut). Saya berharap effort yang saya berikan pada tugas ini, bisa berbuah manis di
akhir...”
Anisah Gayatri 10-072
Setelah
melakukan micro teaching ini saya jadi mengerti bahwa mengajar di TK itu sangat
sulit. Di butuhkan usaha yang lebih agar anak-anak tersebut tertarik dengan apa
yang kita ajarkan. Ditambah lagi dengan saya yang pendiam,susah rasanya membuat
mereka suka dengan apa yang saya rasakan. Ada juga beberapa kendala teknis yang
terjadi. Di TK tersebut ada 2 kelas dan kami sudah buat janji untuk mengajar
satu kelas saja tapi pada saat dilapangan gurunya malah menggabungkan kedua
kelas tersebut. Jadinya gambar yang sudah kami fotocopy buat mengajar mewarnai
jadi kurang sehingga harus di fotocopy lagi. Untung rewardnya di buat untuk
kedua kelas. Mungkin ini terjadi karena kami berkoordinasi dengan salah seorang
guru bukan semua guru jadi guru yang kelas satunya lagi gak tahu.
Walaupun
ada kendala-kendala yang terjadi tapi untungnya kegiatan microteaching kami
berlangsung dengan baik dan sukses. Saya juga mendapat pengalaman baru dalam
mengajar anak TK karena saya belum pernah megajar anak TK sebelumnya.
Indah Kartika
Dewi 10-108
Awalnya
cemas banget, karena yang dihdapi itu anak TK, pasti sangat sulit menarik
perhatian anak-anak. Apalagi saya sendiri masih dalam suasana duka. Tapi maw
gak mau, siap dan gak siap, saya harus siap. Ternyata pas dijalankan tidak
seburuk yang diperkirakan kok, awalnya memang grogi namun lama kelamaan nyaman
juga karena anak-anak welcome dengan kedatangan kami. Jadi interaksi antara
kami sangat menyenangkan. Seru deh pokoknya, jadi rindu sama audri yang mukanya
mirip bintang iklan Afika itu.