Kamis, 07 April 2011

Fenomena Pendidikan di indonesia

Anggota kelompok:
Santri Permana Tarigan (10-012)
Putri Ratnaiskana Pandiangan (10-126)
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dan butuh perhatian yang extra dari pemerintah, lembaga terkait, tenaga pendidik, dan bahkan semua pihak. Pada kesempatan ini, kami akan mengangkat 3 (tiga ) judul, yang mungkin bukan lagi sesuatu yang asing bagi kita dan menjadi fenomena dalam dunia pendidikan di Indonesia.
1. Kenapa yah, banyak siswa-siswi malas sekolah ?
Sesuatu yang tak asing lagi di telinga kita, dan bisa saja kita salah satu diantaranya.
Banyak ditemui anak yang malas pergi ke sekolah, bahkan tak jarang juga yang “takut” sekolah. Berbagai cara atau alasan pun akan terlontar yang penting tidak pergi ke sekolah. Sebagian mungkin berpura-pura sakit agar tidak disuruh sekolah, bahkan ada juga yang malah terkesan “diam” tanpa alasan.
Fenomena ini tentu menjadi sebuah masalah bagi orangtua anak yang bersangkutan. Nah, pada kesempatan ini kami akan mencoba membahas masalah ini dengan mengaitkan kedalam beberapa teori dan pendekatan.
Teori Psikologi Pendidikan
Dalam teori psikologi pendidikan, ada disinggung tentang bagaimana cara mengajar yang efektif. Dengan demikian, siswa merasa comfort dan menikmati setiap pelajaran yang diterima di sekolah. Sehingga kemalasan pergi ke sekolah pun perlahan-lahan menghilang.
Teori Bimbingan Sekolah
Peran sekolah dan juga tenaga pendidik/guru tentu saja memegang peranan yang sangat penting dalam kasus-kasu seperti di atas. Karena bisa saja sumber kemalasan siswa pergi sekolah itu adalah guru ataupun sekolah itu sendiri.
Mengajar adalah hal yang kompleks dan karena murid-murid itu bervariasi, maka tidak ada cara tunggal untuk mengajar yang efektif untuk semua hal (Diaz, 1997). Dalam hal ini, seorang guru itu perlu memiliki strategi dan cara/metode mengajar yang khusus. Agar siswa merasa tertarik, nyaman, da merasa sekolah itu sesuatu yang menyenangkan.
Teori Pendidikan Keluarga
Orang tua juga perlu mengontrol perkembangan anak-anaknya dalam sekolah. Karena itu sangat penting bagi perkembangan mental dan juga pendidikan si anak. Ada beberapa hal yang sering menjadi penyebab anak malas sekolah, dan itu menuntut perhatian dari orang tua anak tersebut. Hal tersebut, seperti :
Terlalu banyak les
Jarak sekolah yang jauh
Kurang perhatian
Mengingat hal tersebut, sebelum memutuskan anak untuk sekolah, orang tua

2. Mari mencintai pelajaran Matematika
Coba kita bertanya pada siswa, “suka gak ama pelajaran Matematika..???” atau “pelajaran yang paling klen benci itu apa sih..???”. Tentu kita sudah bisa menebak apa kira-kira jawaban mereka. Bagaikan sudah menjadi “budaya” kalau Matematika menjadi pelajaran yang paling super duper dibenci sama siswa/pelajar di sekolah.
Banyak siswa yang membenci pelajaran yang berbau hitungan, seperti matematika, fisika, dan kimia. Namun yang paling fenomenal adalah matematika, karena pada kenyataannya pelajaran yang satu ini dijumpai pada semua jenjang pendidikan. Dan anehnya lagi, pelajaran yang satu ini selalu menjadi pelajaran yang terkesan “dibenci” sama semua makhluk bernama siswa. Hal ini tentu mengundang tanya. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Alasannya mungkin karna kebanyakan pelajaran matematika disekolah disajikan secara monoton dan sangat sulit dimengerti. Banyak sekolah yang menyajikan matematika sebagai mata pelajaran yang tergeneralisasi, dan hanya soal, rumus, diketahui, ditanyakan dan jawaban. Siswa pun terkesan muak dengan sederetan angka yang kerap menghiasi pelajaran matematika. Maka itu, dalam hal ini sekolah ataupun tenaga pendidik/guru perlu melakukan pembenahan dalam hal stategi/metode belajar matematika yang lebih menyenangkan. Sama seperti yang terdapat dalam teori psikologi pendidikan, bahwa cara mengajar yang efektif tentu akan berpengaruh terhadap siswanya. Untuk itu, para guru perlu membuat sebuah metode belajar matematika yang menyenangkan, nyaman, dan menarik.
Peran keluarga/keluarga juga sangat penting dalam matematika. Begitu banyak cara yang bisa dipakai untuk mempelajari matematika dirumah dan membuatnya menjadi sangat menyenangkan, membuatnya menjadi tidak sulit. Hal yang mungkin paling mudah adalah dengan mendukung dan menanamkan pola berpikir bahwa “matematika itu mudah dang menyenangkan. Jangan pernah berkata “Matematika itu sulit”.
Inilah beberapa cara yang bisa digunakan untuk membuat matematika menjadi menyenangkan.
Perkenalkanlah anak-anak dengan matematika yang berbentuk teka-teki atau permainan. Mungkin semacam Sudoku, Ular tangga, catur, monopoli, permainan gapleh, permainan remi atau capsa.
Bicarakanlah matematika bersama-sama. Lakukanlah apapun permainan yang mengandung unsur matematika dengan bersama-sama.
Ajukan disela-sela waktu bersantai kepada anak-anak semacam pertanyaan matematika. Dan apabila jawabannya salah, janganlah lekas berkata “Bukan, itu salah”. Cari hal logis dari jawaban mereka dan biarkan mereka sedikit berpikir dengan mengatakan “Ouh hey sobat, saya mengerti apa yang kamu pikirkan, kamu berpikir ini seperti….. tetapi…… jadi…..”.
Buatlah mereka sadar, mengetahui dan memahami bahwa matematika itu ada disetiap aspek kehidupan,
Dan yakinkan bahwa mereka adalah orang yang memiliki julukan “Si Pemecah Masalah”. Buatlah mereka yakin bahwa matematika tidak lebih hanya sekedar teka-teki dan permainan. Selalu ada cara untuk menyelesaikannya.

3. Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini
Hari ini, anak gak dikasih PAUD? Sepertinya ada yang kurang. Kalau dulu jenjang pendidikan yang paling umum kita dengar adalah SD, SMP, SMA, dan seterusnya. Namun, seiring perkembangan zaman pendidikan untuk anak usia dini pun mulai menjamur dimana-mana.

Pendidikan Anak Usia Dini atau yang kerap disebut PAUD, memang merupakan pendidikan yang “penting” bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Tahun-tahun pertama kehidupan anak merupakan kurun waktu yang sangat penting dan kritis dalam hal tumbuh kembang fisik, mental, dan psikososial, yang berjalan sedemikian cepatnya sehingga keberhasilan tahun-tahun pertama untuk sebagian besar menentukan hari depan anak. Kelainan atau penyimpangan apapun apabila tidak diintervensi secara dini dengan baik pada saatnya, dan tidak terdeteksi secara nyata mendapatkan perawatan yang bersifat purna yaitu promotif, preventif, dan rehabilitatif akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya (Sunarwati, 2007).

Maka jangan heran, kalau para ahli menyarankan agar anak semenjak usia dini harus diberikan pendidikan yang sesuai dengan mereka.

*Sekian dan Terimakasih*

Sumber :
http://taruma.info/2007/12/siswa-siswi-malas-sekolah-kenapa/
http://kihadjartheywanttorock.com/index.php?option=com_k2&view=item&id=60&tmpl=component&print=1
http://sadidadalila.wordpress.com/2010/01/03/pentingnya-pendidikan-anak-usia-dini-di-indonesia/
Santrock, John W. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar