Anggota
kelompok:
Berikut
ini adalah beberapa review dari laporan micro-teaching kelompok II setelah
presentasi.
1.
Latar belakang memilih
konsep micro-teaching ini adalah:
Kami
memilih mengajar bentuk, warna, dan meminta mereka untuk mewarnai adalah karena
disesuaikan dengan kompetensi anak TK pada umumnya. Sehingga mereka tidak akan kesulitan
untuk mengerjakan tugas yang kami berikan. Lagipula untuk mengasah kreativitas
anak, kami tidak harus mengajarkan sesuatu ilmu yang baru. Cukup dengan meningkatkan
apa yang sudah mereka ketahui itu akan lebih baik. Kami memodifikasi kegiatan
mewarnai dengan pemberian reward dan
membebaskan anak untuk mewarnai dengan warna apapun untuk mengasah kreativitas
mereka.
2. Kami juga tidak mencantumkan jumlah murid di dalam TK tersebut.
Awalnya jumlah murid yang kami minta untuk diajar hanya 20 orang, tetapi yang
terjadi di lapangan adalah para guru menggabungkan kelas TK A dan TK B sehingga
jumlah murid menjadi 35 orang.
Usia
5 tahun : 20 anak
Usia
3-4 tahun : 15 anak
3. Kami tidak menjelaskan
lebih rinci mengenai kegiatan pemberian games yang kami dilakukan seusai
micro-teaching di luar kelas (lapangan TK Kartika). Berikut ini adalah runtutan
kegiatan tersebut:
Sekitar jam 8 pagi, kami telah
tiba di lokasi TK Kartika 1-23. Anak-anak terlihat sedang olahraga pagi di
halaman TK bersama para guru. Setelah anak-anak masuk ke kelas, sebelum
melakukan micro-teaching, kami melakukan perkenalan terlebih dahulu. Kemudian
dilanjutkan dengan mengajar jenis-jenis bentuk oleh 3 orang di antara kami
yaitu Lia, Kak Tika, dan Santri. Bentuk-bentuk yang kami ajarkan adalah
lingkaran, persegi, persegi panjang, segitiga, dan bintang. Selanjutnya Anisah,
Lili, dan Indah mengajarkan jenis-jenis warna yaitu warna orange, biru,
abu-abu, merah, hitam, ungu, dan pink. Dalam mengajar bentuk dan warna, kami
tidak menemukan kendala yang berarti karena anak-anak sudah paham mengenai
bentuk dan warna. Jadi kami melakukan beberapa improvisasi saat mengajar,
seperti bertanya “Apa saja benda berbentuk lingkaran? Dan apa saja buah
berwarna merah?” Sesekali kami juga bertanya Bahasa Inggris dan anak-anak itu
sangat bersemangat menjawab semua pertanyaan kami.
Kemudian
kami lanjutkan dengan kegiatan mewarnai. Kami membagi anak-anak tersebut ke dalam
6 kelompok dan di setiap kelompok ada satu di antara kami yang mengawasi. Kami mengajar mewarnai gambar ayam dan
lumba-lumba. Gambar ayam diberikan kepada anak TK B dan gambar lumba-lumba
diberikan kepada anak TK A. Kami kesulitan dalam mengajar mewarnai karena
adanya perbedaan usia anak sehingga dalam mengajar kami banyak melakukan improvisasi
seperti menyesuaikan perhatian dengan kemampuan anak dimana kami lebih
memberikan perhatian kepada anak TK A karena mereka masih kurang mahir mewarnai.
Setelah
selesai mewarnai, anak-anak tersebut keluar menuju halaman TK untuk
beristirahat. Untuk sementara, kami tetap berada di dalam kelas untuk memilih 3
gambar yang paling bagus. Setelah didapatkan 3 gambar yang paling bagus, maka
kami bergegas menuju ke halaman untuk memberikan games teka-teki dengan
anak-anak tersebut yang telah duduk di atas tikar. Games ini berguna untuk me-refresh pikiran anak-anak agar tidak
jenuh. Setelah itu, kami memberikan reward
kepada anak-anak tersebut. Pada saat pemberian reward, ada seorang anak yang ngambek karena tidak mendapat hadiah,
karena biasanya anak itu selalu mendapatkan juara mewarnai di kelasnya tapi
dikarenakan gambarnya belum siap maka dia tidak dipilih jadi pemenang. Kami
berusaha membujuknya agar tidak ngambek lagi dengan cara mengatakan bahwa
gambarnya sangat bagus tapi karena tidak siap makanya tidak dipilih. Dalam hal ini, guru juga turut
membantu kami untuk menasehati anak tersebut agar tidak ngambek lagi. Dan
akhirnya, kami menutup pertemuan hari itu dengan berfoto bersama.
4. Begitu banyak
pertanyaan datang terhadap kelompok kami mengenai improvisasi apa saja yang kami lakukan saat melakukan
micro-teaching ini. Kami memang melakukan beberapa improvisasi saat mengajar
warna dan bentuk karena anak-anak yang telah mengetahui warna dan bentuk
terlebih dahulu. Salah satu improvisasi adalah dengan bertanya berhubungan
dengan jenis-jenis bentuk dan warna yang sedang diajarkan. Bentuk pertanyaannya
adalah “Benda apa yang berbentuk lingkaran?” atau “Buah apa yang berwarna
merah?” Kami juga menanyakan Bahasa Inggris kepada anak-anak. Kami melihat
bahwa anak-anak sangat bersemangat ketika kami mengajar di depan kelas,
meskipun ruangan kelas sangat ramai. Improvisasi lain yang dilakukan adalah
mengajak anak-anak bernyanyi di tengah-tengah proses micro-teaching. Kegiatan
menyanyi ini atas inisiatif seorang guru. Kegiatan menyanyi ini cukup
menyegarkan suasana kelas saat itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar